Penyerahan Akhir

“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46)



Pembahasan: Lukas 23:46-47 | Ayat Bacaan: Lukas 23:44-49

Berbicara tentang penyerahan, tentu ini adalah kata yang jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, karena pada dasarnya manusia itu makhluk egois dan tidak mudah menyerahkan miliknya atau haknya. Bukankah manusia pertama jatuh dalam dosa juga karena mereka tidak mau berserah pada kehendak Allah, melainkan ingin menentukan sendiri jalan hidupnya?

Berbeda dengan Tuhan Yesus, sejak awal kedatangan-Nya, Ia menyatakan penyerahan pada kehendak Allah Bapa sebagaimana yang dikatakan dalam Filipi 2:6-8. Dia yang adalah Allah, namun melepaskan hak-Nya dan menjadi manusia, manusia utuh yang dilahirkan dalam ketidakberdayaan, dan puncaknya dalam ayat yang kita renungkan hari ini, bagaimana Ia bahkan memberikan nyawa-Nya sebagai bentuk penyerahan akhir kepada kehendak Allah Bapa.

Tuhan Yesus memiliki hak dan kuasa untuk menentukan hidup-Nya sendiri, namun Ia memilih untuk menyerahkan hak dan kuasa itu kepada Allah Bapa ketika Ia berkata, “Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.”

Ketika membaca sekilas, kita mungkin dapat berkata, “Ah, itu mah hal yang gampang bagi Tuhan Yesus.” Kita lupa, Yesus adalah manusia sejati yang sama dengan kita, karena itulah Alkitab melukiskan dengan sangat jelas pergumulan yang Yesus alami ketika menyerahkan kehendak-Nya kepada kehendak Bapa. Ketika membaca Lukas 22:42-44, Yesus mengalami ketakutan yang sangat dan bahkan peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah. Belum pernah rasanya kita mendengar seorang manusia sedemikian takutnya sampai peluhnya menjadi titik- titik darah. Karena itu, kita tahu berapa besar pengorbanan Tuhan Yesus untuk menyerahkan hidup-Nya tunduk pada kehendak Allah Bapa.

Namun Firman Tuhan menguatkan kita ketika dituliskan dalam Lukas 22:43, “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepadaNya.”

Berserah pada Tuhan memang tidak mudah, karena kita harus melepaskan kendali atas hidup kita dan menyerahkan seluruh kendali kepada Tuhan, tetapi percayalah Allah Bapa kita mengasihi kita dan merancangkan kebaikan bagi kita. Dan dalam pergumulan kita untuk berserah penuh kepada-Nya, Ia menyediakan penolong bagi kita yaitu Roh Kudus untuk menguatkan dan memampukan kita. Karena itu dalam pergumulan hidup kita, marilah kita belajar berserah kepada-Nya sampai akhir.

STUDI PRIBADI: Apa bedanya berserah dan pasrah? Menurut saudara, apakah harga yang harus kita bayar ketika berserah kepada-Nya dan apakah yang kita dapatkan?

Pokok Doa: Mari kita berdoa agar jemaat Tuhan tidak dikuasai ketakutan dan kekuatiran di dalam menghadapi berbagai persoalan dalam hidup melainkan memiliki sikap yang senantiasa berserah kepada-Nya.

Sharing Is Caring :

×

Lukas 23 : 46-47

46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

×

Lukas 23 : 44-49

Yesus mati

44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,

45 sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.

46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

48 Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.

49 Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.

×

Filipi 2 : 6-8

6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

×

Lukas 22 : 42-44

42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.

44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

×

Lukas 22 : 43

43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.

×

Markus 14 : 6

6 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *